Piala Dunia 2018, FIFA Gugat Perusahan Arab Saudi
Piala Dunia 2018, FIFA Gugat Perusahan Arab Saudi
TEMPO.CO, Jakarta - Federasi Sepak Bola Internasional, FIFA, siap mengambil tindakan hukum atas pembajakan yang dilakukan perusahaan Arab Saudi, beoutQ, karena menyiarkan pertandingan Piala Dunia 2018 di Timur Tengah tanpa izin.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan pada Rabu, 11 Juli 2018, FIFA mengatakan. lembaganya melibatkan sejumlah pengacara untuk mengambil tindakan hukum terhadap perusahaan berbasis di kota Riyadh tersebut."FIFA juga mendesak otoritas di Arab Saudi dan negara lainnya teribat dalam perang melawan pembajakan siaran Piala Dunia 2018."
Kasus yang dilakukan oleh beoutQ ini bukan pertama kali. Sebagaimana dilaporkan Al Jazeera, FIFA menuntut beoutQ atas kasus penyiaran tanpa izin di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara selama setahun terakhir ini.
Pernyataan FIFA melawan pembajakan sebagaimana dikutip Al Jazeera mendapatkan dukungan organisasi tenis dunia termasuk dari International Tennis Federation, United States Tennis Association (USTA), French Tennis Federation (FFT), Tennis Australia (TA), Association of Tennis Professionals (ATP), dan Women's Tennis Association. Serta dari Federasi Sepak Bola Eropa atau UEFA, Federasi Liga Spanyol, La Liga, hingga Asosiasi Formula One, FIA.
BeIN Media Group jaringan penyiaran olah raga bermarkas di Qatar mengaku perusahaan beoutQ mencuri sinyal dari mereka dan menyiarkan pertandingan olah raga yang diklaim miliknya. BeIN merupakan pemegang hak siar ekslusif kejuaraan Eropa dan internasional ke wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara.
Namun, usaha FIFA sebagai penuntut atas kasus ini bakal mengalami tantangan. Hal ini diungkapkan Tariq Panja, reporter olah raga The Now York Times. Dia mengatakan, FIFA akan menghadapi banyak kesulitan menemui perwakilan hukum di Arab Saudi.Presiden Rusia Vladimir Putin, (kanan) besama presiden FIFA Gianni Infantino mengunjungi Stadion Fisht di resor Laut Hitam Slovyansk, Rusia, 3 Mei 2018. Putin melihat kesiapan stadion yang akan digunakan dalam perhelatan akbar, Piala Dunia 2018 besok. (Alexei Nikolsky, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)
"Ini cukup aneh -jika Anda tidak bisa mendapatkan pengacara, Anda tidak dapat melakukan tindakan hukum di pengadilan, Anda juga tidak akan dapat memutuskan dan hal ini telah berlangsung lebih dari setahun," katanya kepada Al Jazeera.
Panja menambahkan, cara kerja dari beoutQ sangat canggih, rumit dan akan memakan jutaan dollar. "Mereka (para penuntutnya) harus punya akses ke beberapa saluran dari media selain saluran olah raga beIN yang terpengaruh, sepertinya ada saluran pemegang hak siar lainnya yang terdampak."
Dalam laporannya, Al Jazeera menyebut kontroversi ini berlangsung ketika Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Mesir melanjutkan boikot atas Qatar.
Sementara itu media milik kerajaan Arab Saudi, Saudi Gazette, melaporkan, pemerintah Saudi mendukung perang melawan pembajakan sebagaimana dilakukan oleh beoutQ dengan cara menyiarkan tayangan secara ilegal.
www.pelangibola.com
www.pelangigoal.com
www.bolapelangi.net
No comments